Tulisan ini adalah pengalaman saya sendiri tentang perjuangan saya untuk menjadi langsing. Jujur, dulu saya memang pernah mencoba berbagai cara untuk menjadi langsing, mulai dari mencoba berbagai obat-obatan pelangsing, akupuntur, suntik langsing, hingga tanam benang langsing. Namun yang saya dapatkan hanyalah berat badan saya kembali lagi dengan cepat ke bobot semula.
Tidak hanya itu, ada beberapa efek lanjutan yang tersisa walaupun kita sudah berhenti memakainya. Untuk obat-obatan pelangsing, yang saya rasakan adalah sulit untuk buang air besar (BAB) secara alami selama beberapa hari. Pada minggu-minggu awal saya berhenti mengkonsumsi obat langsing, BAB saya menjadi tidak lancar. Dan saya pun merasa tidak percaya diri akan mampu menahan segala macam cobaan makanan enak yang ada di depan mata saya. Nafsu makan saya menjadi menggila. Butuh keinginan yang kuat untuk mengembalikan percaya diri saya dalam menahan segala cobaan makanan enak tersebut. Saya pernah mendengar cerita, banyak para pengkonsumsi obat langsing yang beresiko tinggi terkena penyakit parkinson pada saat usianya di atas 40 tahun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Parkinson)
Akupuntur dan penyuntikan membuat sekujur tubuh saya menjadi lebam kebiruan yang cukup lama dihilangkan. Efek akupuntur dan suntik dalam membuat tubuh langsing tidak dapat terlalu lama, hanya sekitar tiga hari. Selama tiga hari berat badan saya memang turun dan nafsu makan menjadi berkurang. Namun, setelah itu balas dendam lah yang terjadi. Nafsu makan menjadi menggila, belum lagi efek biru lebam yang tidak kunjung hilang.
Untuk tanam benang langsing, metodenya adalah ditanamnya sejenis benang protein di bawah kulit pada titik-titik akupuntur. Metode ini memberi efek yang lebih lama daripada akupuntur. Benang-benang protein tadi lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya menyatu dengan tubuh. Namun,yang saya rasakan, metode ini tidak hanya meninggalkan efek kebiruan pada kulit, tapi parahnya efek yang aneh saya rasakan juga pada jaringan otot saya. Untuk beberapa minggu, setiap saya mengubah posisi tubuh saya dari posisi duduk ke posisi berdiri, saya merasa selalu seperti 'kesetrum' atau tersengat listrik pada kaki kiri yang ditanam benang langsing. Mungkin hal ini dikarenakan terjadi kesalahan saat benang langsing ditanam. Saya merasa sangat tersiksa sekali saat itu, sampai-sampai saya harus bolak balik ke tukang urut.
Photo di atas adalah photo bersama kekasih saya sebelum saya langsing. Saat itu berat badan saya sekitar 70 kg dengan tinggi badan 176 cm.
Ya, pengalaman memang guru yang paling berharga, dan kesalahan adalah pukulan yang paling 'menohok'. Akankah Anda mencoba janji-janji semu yang menjanjikan jalan pintas itu? Sebaiknya tidak perlu Anda coba, karena itulah tujuan saya menulis artikel ini. Tidak ada hal yang instan, bahkan kopi instan pun butuh waktu riset bertahun-tahun hingga dapat dinikmati instan oleh penikmatnya. Easy come, easy go. Jalan yang mudah hanyalah jalan buntu.
Saya pun akhirnya bertemu dengan sahabat lama saya. Sahabat yang saya sepelekan cukup lama. Sahabat yang semakin saya mencari tahu tentangnya, semakin saya mencintainya. Sahabat saya itu adalah kopi.
Sebenarnya sudah cukup lama saya menjadi penikmat kopi, yaitu sekitar kelas 6 SD (Sekolah Dasar), saat sedang gencar-gencarnya belajar untuk ujian masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama). Saya mulai dengan kopi instan. Kopi saya harus dicampurkan gula, atau saya tidak dapat meminumnya karena terlalu pahit.
Namun saat ini saya tersadar, ternyata kopi dapat lebih kita kenali keistimewaannya jika kita meminumnya tanpa gula. Dan kopi tanpa gula ternyata memang sangat efektif untuk membuat tubuh kita menjadi langsing. Saya selalu memulai hari dengan secangkir kopi. Saya biasa meminumnya saat sarapan bersama dengan menu makanan yang lain. Usahakan jangan langsung meneguk kopi saat perut masih dalam keadaan kosong sama sekali.
Kopi sangat baik untuk diminum sebelum beraktifitas, atau sebelum berolahraga. Pasalnya, kopi dapat membuat kita lebih berenergi dan bersemangat saat beraktifitas. Kafein pada kopi dapat membantu membakar lemak dan meningkatkan metabolisme tubuh kita. Kopi mampu melancarkan buang air besar (BAB). Selain itu, Kopi juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit parkinson, dan kanker payudara. Demi tubuh langsing Anda, cobalah untuk meminumnya tanpa gula.
Ketahanan tubuh seseorang akan kafein memang berbeda-beda. Ada yang kuat meminum kopi, ada pula yang tidak. Saya sendiri biasa minum kopi tanpa gula 1-2 cangkir sehari. Berat badan saya pun sekarang sudah turun menjadi 52 kg dengan tinggi badan 176 cm. Saya menyarankan, janganlah minum kopi berlebihan, karena efek kafeinnya yang menguntungkan justru akan merugikan jika dikonsumsi berlebihan. Tanda yang dirasakan jika kita mengkonsumsi kopi berlebihan adalah : terasa pusing, mual, jantung berdebar, dan gelisah. Jika sudah merasakan salah satu diantaranya, pertanda kopi sudah lebih dari cukup untuk dikonsumsi hari ini. Anda dapat kembali mengkonsumsi kopi lagi keesokan harinya setelah kondisi tubuh Anda dirasakan lebih baik.
Dengarkan tubuh Anda, jangan memaksakan diri. Seimbangkan diet Anda dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Seseorang yang tidak mampu mengendalikan makanannya, ia hampir tidak dapat mengendalikan segalanya. Jadi, kuatkanlah tekad Anda untuk mendapatkan tubuh idaman yang langsing dan sehat.
Kak, bisa turun dari 70 ke 52 itu berapa lama ya? :)
BalasHapus