Rabu, 29 Agustus 2012

Langsing dan Sehat dengan Kopi

Coffee Is My Life Style copy

Tulisan ini adalah pengalaman saya sendiri tentang perjuangan saya untuk menjadi langsing. Jujur, dulu saya memang pernah mencoba berbagai cara untuk menjadi langsing, mulai dari mencoba berbagai obat-obatan pelangsing, akupuntur, suntik langsing, hingga tanam benang langsing. Namun yang saya dapatkan hanyalah berat badan saya kembali lagi dengan cepat ke bobot semula.

Tidak hanya itu, ada beberapa efek lanjutan yang tersisa walaupun kita sudah berhenti memakainya. Untuk obat-obatan pelangsing, yang saya rasakan adalah sulit untuk buang air besar (BAB) secara alami selama beberapa hari. Pada minggu-minggu awal saya berhenti mengkonsumsi obat langsing, BAB saya menjadi tidak lancar. Dan saya pun merasa tidak percaya diri akan mampu menahan segala macam cobaan makanan enak yang ada di depan mata saya. Nafsu makan saya menjadi menggila. Butuh keinginan yang kuat untuk mengembalikan percaya diri saya dalam menahan segala cobaan makanan enak tersebut. Saya pernah mendengar cerita, banyak para pengkonsumsi obat langsing yang beresiko tinggi terkena penyakit parkinson pada saat usianya di atas 40 tahun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Parkinson)

Akupuntur dan penyuntikan membuat sekujur tubuh saya menjadi lebam kebiruan yang cukup lama dihilangkan. Efek akupuntur dan suntik dalam membuat tubuh langsing tidak dapat terlalu lama, hanya sekitar tiga hari. Selama tiga hari berat badan saya memang turun dan nafsu makan menjadi berkurang. Namun, setelah itu balas dendam lah yang terjadi. Nafsu makan menjadi menggila, belum lagi efek biru lebam yang tidak kunjung hilang.

Untuk tanam benang langsing, metodenya adalah ditanamnya sejenis benang protein di bawah kulit pada titik-titik akupuntur. Metode ini memberi efek yang lebih lama daripada akupuntur. Benang-benang protein tadi lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya menyatu dengan tubuh. Namun,yang saya rasakan, metode ini tidak hanya meninggalkan efek kebiruan pada kulit, tapi parahnya efek yang aneh saya rasakan juga pada jaringan otot saya. Untuk beberapa minggu, setiap saya mengubah posisi tubuh saya dari posisi duduk ke posisi berdiri, saya merasa selalu seperti 'kesetrum' atau tersengat listrik pada kaki kiri yang ditanam benang langsing. Mungkin hal ini dikarenakan terjadi kesalahan saat benang langsing ditanam. Saya merasa sangat tersiksa sekali saat itu, sampai-sampai saya harus bolak balik ke tukang urut.

Langsing dan Sehat dengan Kopi

Photo di atas adalah photo bersama kekasih saya sebelum saya langsing. Saat itu berat badan saya sekitar 70 kg dengan tinggi badan 176 cm.

Ya, pengalaman memang guru yang paling berharga, dan kesalahan adalah pukulan yang paling 'menohok'. Akankah Anda mencoba janji-janji semu yang menjanjikan jalan pintas itu? Sebaiknya tidak perlu Anda coba, karena itulah tujuan saya menulis artikel ini. Tidak ada hal yang instan, bahkan kopi instan pun butuh waktu riset bertahun-tahun hingga dapat dinikmati instan oleh penikmatnya. Easy come, easy go. Jalan yang mudah hanyalah jalan buntu.

Saya pun akhirnya bertemu dengan sahabat lama saya. Sahabat yang saya sepelekan cukup lama. Sahabat yang semakin saya mencari tahu tentangnya, semakin saya mencintainya. Sahabat saya itu adalah kopi.

Sebenarnya sudah cukup lama saya menjadi penikmat kopi, yaitu sekitar kelas 6 SD (Sekolah Dasar), saat sedang gencar-gencarnya belajar untuk ujian masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama). Saya mulai dengan kopi instan. Kopi saya harus dicampurkan gula, atau saya tidak dapat meminumnya karena terlalu pahit.

Namun saat ini saya tersadar, ternyata kopi dapat lebih kita kenali keistimewaannya jika kita meminumnya tanpa gula. Dan kopi tanpa gula ternyata memang sangat efektif untuk membuat tubuh kita menjadi langsing. Saya selalu memulai hari dengan secangkir kopi. Saya biasa meminumnya saat sarapan bersama dengan menu makanan yang lain. Usahakan jangan langsung meneguk kopi saat perut masih dalam keadaan kosong sama sekali.

Kopi sangat baik untuk diminum sebelum beraktifitas, atau sebelum berolahraga. Pasalnya, kopi dapat membuat kita lebih berenergi dan bersemangat saat beraktifitas. Kafein pada kopi dapat membantu membakar lemak dan meningkatkan metabolisme tubuh kita. Kopi mampu melancarkan buang air besar (BAB). Selain itu, Kopi juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit parkinson, dan kanker payudara. Demi tubuh langsing Anda, cobalah untuk meminumnya tanpa gula.

Ketahanan tubuh seseorang akan kafein memang berbeda-beda. Ada yang kuat meminum kopi, ada pula yang tidak. Saya sendiri biasa minum kopi tanpa gula 1-2 cangkir sehari. Berat badan saya pun sekarang sudah turun menjadi 52 kg dengan tinggi badan 176 cm. Saya menyarankan, janganlah minum kopi berlebihan, karena efek kafeinnya yang menguntungkan justru akan merugikan jika dikonsumsi berlebihan. Tanda yang dirasakan jika kita mengkonsumsi kopi berlebihan adalah : terasa pusing, mual, jantung berdebar, dan gelisah. Jika sudah merasakan salah satu diantaranya, pertanda kopi sudah lebih dari cukup untuk dikonsumsi hari ini. Anda dapat kembali mengkonsumsi kopi lagi keesokan harinya setelah kondisi tubuh Anda dirasakan lebih baik.

Dengarkan tubuh Anda, jangan memaksakan diri. Seimbangkan diet Anda dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Seseorang yang tidak mampu mengendalikan makanannya, ia hampir tidak dapat mengendalikan segalanya. Jadi, kuatkanlah tekad Anda untuk mendapatkan tubuh idaman yang langsing dan sehat.

Langsing dan Sehat dengan Kopi 2

Selasa, 28 Agustus 2012

Membedakan Kopi Luwak, Asli atau Palsu

*Photo diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Kopi_Luwak

Luwak, berasal dari bahasa suku Jawa. Luwak merupakan hewan sejenis musang yang juga menyukai buah kopi yang sudah matang berwarna merah. Pencernaan hewan luwak ini kurang sempurna, karenanya biji kopi yang telah dimakannya akan dikeluarkan lagi bersama fesesnya (kotorannya). Biji kopi ini merupakan biji kopi pilihan yang telah melewati proses fermentasi yang berbeda di tubuh luwak. Itulah mengapa Kopi Luwak ini memiliki cita rasa istimewa yang berbeda dibandingkan kopi biasa.

Kopi Luwak saat ini merupakan kopi termahal di dunia. Kopi yang pertama dikenal berasal dari Indonesia ini harganya dapat mencapai jutaan rupiah. Jangan mudah terkecoh dengan sebutan Kopi Luwak, karena saat ini banyak beredar Kopi Luwak palsu di pasaran. Modusnya adalah dengan menggunakan biji kopi biasa yang masih berkulit tanduk, lalu ditambahkan dengan bahan yang agak berbau, zat perekat, dan kotoran. Setelah itu, campuran tersebut dimasukkan ke dalam slang berdiameter 2-4 cm, lalu dikeluarkan kembali. Teknik tersebut dilakukan untuk mengesankan bahwa kopi tersebut adalah benar-benar yang berasal dari hasil feses (kotoran) hewan luwak. Banyak konsumen yang terkecoh, karena itu kita harus selalu waspada.

Berikut ciri-ciri fisik biji Kopi Luwak yang asli :
1. Perhatikan bahwa kopi yang masih berkulit tanduk berwarna kuning kecokelatan dan relatif homogen.
2. Setelah kulit tanduk dan kulit ari dikupas, biasanya terlihat biji hijau agak mengkilap. Biji hijau tersebut kelihatan lebih padat. Untuk jenis robusta akan menyerupai warna biji arabika, kecuali bagian center cut dan perutnya.
3. Biji kopi luwak relatif lebih berat dari pada jenis biji kopi biasa.
4. Jika biji kopi dimasukkan ke dalam air, semua biji kopi akan tenggelam.

Berdasarkan referensi dari internet, saat ini telah ditemukan enzim tiruan yang menyerupai enzim Luwak untuk memproduksi Kopi Luwak. Namun pastinya, proses yang paling alami adalah yang terbaik.

Membedakan Kopi Luwak, Asli atau Palsu


Referensi :
Buku:
Panggabean, Edy, Mengeruk Untung dari Bisnis Kopi Luwak, Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2011

Internet:
http://en.wikipedia.org/wiki/Kopi_Luwak

Minggu, 12 Agustus 2012

Kopi Aroma, Bandung (Bagian 3)

Cerita ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu
Kopi Aroma, Bandung (Bagian 1)
Kopi Aroma, Bandung (Bagian 2)

Kopi Aroma 250 Gram

Untuk kopi yang sangat istimewa ini pun dijual dengan harga yang terjangkau yaitu Rp.12.500,- untuk Kopi Robusta 250 gram, dan Rp.17.500,- untuk Kopi Mokka Arabika 250 gram. Pak Widya bilang, "Kopi saya cukup terjangkau harganya, karena tidak ada perantara dan tidak mengenal korupsi, saya jujur menjual kopi dengan harga selayaknya berapa ia harus dijual".

Pak Widya tidak menyarankan untuk membelinya langsung dalam jumlah banyak, cukup untuk konsumsi seminggu agar kondisi kopi yang untuk diminum masih tetap terjaga keistimewaannya. Bahkan tiap orang hanya boleh membeli maksimal 10 kg per harinya.
Saya pun membeli beberapa kopi Mokka Arabika dan Robustanya untuk konsumsi saya dan oleh-oleh untuk beberapa teman.

Sesampainya di rumah, saya pun langsung memasukkan kopinya ke dalam toples kedap udara, sesuai petunjuk berbahasa Indonesia ejaan lama yang terdapat pada bungkus kertas kemasannya. Akhirnya waktunya merasakan nikmatnya Kopi Aroma.

Nikmatnya Kopi Aroma_Mokka Arabika

Harum kopi Mokka Arabikanya setelah digiling sangat luar biasa. Menurut indra saya yang awam, saya merasakan aroma coklat, manis, dan rempah-rempah.
Saking senangnya saya coba kopinya dalam berbagai cara penyajian, sambil belajar membuat kopi. Kopinya dibuat espresso, disaring menggunakan filter, atau di tubruk seduh langsung dengan air panas. Saya mencoba menggambarkan menurut indra saya yang awam, rasa nya chocolaty, herbs, dan earthy. Body nya light. Tingkat keasamannya rendah-medium. Dan yang paling membuat saya ingat kopi hasil panggangan Pak Widya ini adalah aftertaste nya yang long lasting,yaitu bitter-sour.

Untuk Robustanya, sekali lagi saya mencoba menggambarkan menurut indra saya yang awam : aroma dan rasanya earthy, herbs. Body nya light. Aftertaste long lasting bitter. Dan kopinya bukanlah jenis kopi yang mudah membuat pusing atau mual, namun tetap mampu membuat peminumnya segar dan terjaga.

Ampas Kopi Aroma pada Kertas Penyaring

Semakin saya tahu proses estafet kopi yang begitu panjang, butuh kerja keras, kesabaran, dan kelembutan, saya semakin mencintai dan menghargai kopi ataupun hal kecil lainnya di dunia ini.

Terimakasih Pak Widya untuk kejujuran, kesederhanaan, dan kerendahan hati yang telah diperlihatkan dan disampaikan. Walaupun hanya pertemuan yang singkat, tapi sangat berkesan. Ada kata-kata yang diucapkan Pak Widya waktu itu, yang juga sangat berkesan bagi saya, "Hidup ini yang penting adalah jujur, tanggung jawab sama yang di Atas (Tuhan), jadi kita bisa hidup dengan tenang, kapan pun kita dipanggil oleh-Nya kita akan siap".

Kopi Aroma, Bandung (Bagian 2)

Cerita ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu Kopi Aroma, Bandung (Bagian 1)

Pabrik Kopi Aroma 1

Di halaman belakang pabrik, biji kopi hijau yang baru datang dari daerahnya dijemur dengan cara tradisional di bawah sinar matahari selama 3-4 hari, sampai kadar air kopi mencapai 9-10%. Kemudian kopi disimpan di gudang selama 8 tahun untuk kopi Arabika dan 5 tahun untuk kopi Robusta. Tujuan mengapa kopinya harus disimpan selama itu adalah agar asam yang ada di kopi bisa hilang, jadi meskipun kopinya diminum sebelum makan, tidak akan menyebabkan sakit perut. Proses penyimpanan selama itu juga membuat kadar kafein yang terdapat pada kopi semakin rendah dan cita rasa kopi semakin mantab. "Simple, but patient", kata Pak Widya.

Kopi Dijemur di Halaman Belakang

.

.

.

Setelah 5-8 tahun di gudang, kopi langsung di panggang dengan alat panggang kopi yang sudah dipakai sejak tahun 1936. Lama memanggang Kopi Aroma adalah sekitar 2 jam. Alat panggang ini masih menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Kayu yang digunakan adalah kayu karet. Kayu karet ini digunakan karena asapnya memberikan efek berupa aroma khusus terhadap kopi yang dipanggang. Itulah mengapa Pabrik Kopi Aroma selalu menyediakan kopi matang berkualitas internasional.

Alat Roasting Kopi Aroma

.

Pabrik kopi aroma memanggang kopinya setiap hari. Untuk memberikan kualitas kopi yang terbaik, kopi yang dijual di sini adalah kopi yang baru dipanggang.

Masih ada cerita selanjutnya mengenai Kopi Aroma di Kopi Aroma, Bandung (Bagian 3)

Kopi Aroma, Bandung (Bagian 1)

Cerita ini merupakan bagian dari perjalanan saya mengenal kopi di pulau Jawa (4-10 Juli 2012)

Ini adalah perjalanan saya pertama kalinya ke Kopi Aroma Bandung. Pertama kali sepertinya saya datang terlalu sore, pukul 16.00, dan ternyata tokonya sudah tutup. Toko Kopi Aroma ini beroperasi setiap hari dari pukul 8.00 hingga 15.00 WIB.

Saya tercengang melihat bangunan Toko Kopi Aroma ini, kondisi bangunannya sangat tua, berlokasi di area Pasar Baru, di jalan Banceuy 51, Bandung. Untuk menyenangkan hati saya yang lara karena belum berhasil mengunjungi Toko Kopi Aroma hari itu, saya mengambil photo bangunannya yang tua ini. Ternyata bangunan yang merupakan salah satu warisan langgam arsitektur Art Deco ini dilindungi oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, tidak boleh dimodifikasi. Keadaan bangunan ini masih tetap sama bentuknya sejak tahun 1930an, dengan cat putih yang sudah semakin lapuk termakan usia.

Toko Kopi Aroma Sudah Tutup Sore Hari

Keesokan harinya (10 Juli 2012) saya datang lebih pagi, pukul 10.00. Saat saya datang, saya merasa beruntung karena kebetulan Pak Widya Pratama pemilik toko ini sedang berada di area tempat pelanggan mengantri. Sebelum saya bertemu dengan Pak Widya, kebetulan saat itu ada seseorang yang mungkin hendak berurusan dengan Pak Widya, bercerita "Itu namanya Pak Widya, pemilik toko ini, dan dia memasak sendiri kopinya karena belum berani menyerahkannya pada pegawainya". Saat itu pun saya tau bahwa pemiliknya bernama Pak Widya dan saya memberanikan diri menyapanya. Pak Widya pun mempersilakan saya untuk masuk ke dalam toko yang sekaligus pabrik ini, untuk melihat langsung tempat penyimpanan kopi-kopinya dan bagaimana Kopi Aroma ini melalui kesempurnaan proses hingga akhirnya bisa dibawa pulang oleh pelanggan.

.

Sejarahnya, Koffie Fabriek Aroma ini dulunya dibangun oleh ayah kandung Pak Widya Pratama Tanara bernama Tan Houw Sian. Dulu, sebelum membuka usaha Kopi Aroma ini, Tan Houw Sian sempat bekerja 10 tahun di pabrik kopi milik Belanda.

Interior di Dalam Toko Kopi Aroma

Pak Widya Pratama (Pemilik Kopi Aroma)

Keistimewaan yang melegenda dari Kopi Aroma ini ialah aroma dan cita rasanya kopinya. Menurut saya yang masih awam ini, belum diseduh saja saya dapat mencium aroma kopinya yang sungguh harum coklat yang berpadu dengan rempah-rempah. Benar-benar kopi yang tak dapat terlupakan.

Keistimewaan Kopi Aroma ini tercipta melalui kesempurnaan proses yang juga istimewa. Buah kopinya saat masih di kebun di petik merah. Untuk Mokka Arabika merupakan percampuran dari kopi arabika andalan seperti kopi dari Aceh, Toraja, Jawa, Bali, dan Timor. Untuk Robusta merupakan percampuran dari keistimewaan kopi Robusta Sumatera yang wangi dan kopi Robusta Jawa yang pulen. Begitulah cerita Pak Widya kepada saya mengenai dari tanah mana asal kopinya ditanam.

Simak cerita selanjutnya mengenai Kopi Aroma di Kopi Aroma, Bandung (Bagian 2)