Minggu, 12 Agustus 2012

Kopi Aroma, Bandung (Bagian 3)

Cerita ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu
Kopi Aroma, Bandung (Bagian 1)
Kopi Aroma, Bandung (Bagian 2)

Kopi Aroma 250 Gram

Untuk kopi yang sangat istimewa ini pun dijual dengan harga yang terjangkau yaitu Rp.12.500,- untuk Kopi Robusta 250 gram, dan Rp.17.500,- untuk Kopi Mokka Arabika 250 gram. Pak Widya bilang, "Kopi saya cukup terjangkau harganya, karena tidak ada perantara dan tidak mengenal korupsi, saya jujur menjual kopi dengan harga selayaknya berapa ia harus dijual".

Pak Widya tidak menyarankan untuk membelinya langsung dalam jumlah banyak, cukup untuk konsumsi seminggu agar kondisi kopi yang untuk diminum masih tetap terjaga keistimewaannya. Bahkan tiap orang hanya boleh membeli maksimal 10 kg per harinya.
Saya pun membeli beberapa kopi Mokka Arabika dan Robustanya untuk konsumsi saya dan oleh-oleh untuk beberapa teman.

Sesampainya di rumah, saya pun langsung memasukkan kopinya ke dalam toples kedap udara, sesuai petunjuk berbahasa Indonesia ejaan lama yang terdapat pada bungkus kertas kemasannya. Akhirnya waktunya merasakan nikmatnya Kopi Aroma.

Nikmatnya Kopi Aroma_Mokka Arabika

Harum kopi Mokka Arabikanya setelah digiling sangat luar biasa. Menurut indra saya yang awam, saya merasakan aroma coklat, manis, dan rempah-rempah.
Saking senangnya saya coba kopinya dalam berbagai cara penyajian, sambil belajar membuat kopi. Kopinya dibuat espresso, disaring menggunakan filter, atau di tubruk seduh langsung dengan air panas. Saya mencoba menggambarkan menurut indra saya yang awam, rasa nya chocolaty, herbs, dan earthy. Body nya light. Tingkat keasamannya rendah-medium. Dan yang paling membuat saya ingat kopi hasil panggangan Pak Widya ini adalah aftertaste nya yang long lasting,yaitu bitter-sour.

Untuk Robustanya, sekali lagi saya mencoba menggambarkan menurut indra saya yang awam : aroma dan rasanya earthy, herbs. Body nya light. Aftertaste long lasting bitter. Dan kopinya bukanlah jenis kopi yang mudah membuat pusing atau mual, namun tetap mampu membuat peminumnya segar dan terjaga.

Ampas Kopi Aroma pada Kertas Penyaring

Semakin saya tahu proses estafet kopi yang begitu panjang, butuh kerja keras, kesabaran, dan kelembutan, saya semakin mencintai dan menghargai kopi ataupun hal kecil lainnya di dunia ini.

Terimakasih Pak Widya untuk kejujuran, kesederhanaan, dan kerendahan hati yang telah diperlihatkan dan disampaikan. Walaupun hanya pertemuan yang singkat, tapi sangat berkesan. Ada kata-kata yang diucapkan Pak Widya waktu itu, yang juga sangat berkesan bagi saya, "Hidup ini yang penting adalah jujur, tanggung jawab sama yang di Atas (Tuhan), jadi kita bisa hidup dengan tenang, kapan pun kita dipanggil oleh-Nya kita akan siap".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar