Minggu, 12 Agustus 2012

Kopi Aroma, Bandung (Bagian 1)

Cerita ini merupakan bagian dari perjalanan saya mengenal kopi di pulau Jawa (4-10 Juli 2012)

Ini adalah perjalanan saya pertama kalinya ke Kopi Aroma Bandung. Pertama kali sepertinya saya datang terlalu sore, pukul 16.00, dan ternyata tokonya sudah tutup. Toko Kopi Aroma ini beroperasi setiap hari dari pukul 8.00 hingga 15.00 WIB.

Saya tercengang melihat bangunan Toko Kopi Aroma ini, kondisi bangunannya sangat tua, berlokasi di area Pasar Baru, di jalan Banceuy 51, Bandung. Untuk menyenangkan hati saya yang lara karena belum berhasil mengunjungi Toko Kopi Aroma hari itu, saya mengambil photo bangunannya yang tua ini. Ternyata bangunan yang merupakan salah satu warisan langgam arsitektur Art Deco ini dilindungi oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, tidak boleh dimodifikasi. Keadaan bangunan ini masih tetap sama bentuknya sejak tahun 1930an, dengan cat putih yang sudah semakin lapuk termakan usia.

Toko Kopi Aroma Sudah Tutup Sore Hari

Keesokan harinya (10 Juli 2012) saya datang lebih pagi, pukul 10.00. Saat saya datang, saya merasa beruntung karena kebetulan Pak Widya Pratama pemilik toko ini sedang berada di area tempat pelanggan mengantri. Sebelum saya bertemu dengan Pak Widya, kebetulan saat itu ada seseorang yang mungkin hendak berurusan dengan Pak Widya, bercerita "Itu namanya Pak Widya, pemilik toko ini, dan dia memasak sendiri kopinya karena belum berani menyerahkannya pada pegawainya". Saat itu pun saya tau bahwa pemiliknya bernama Pak Widya dan saya memberanikan diri menyapanya. Pak Widya pun mempersilakan saya untuk masuk ke dalam toko yang sekaligus pabrik ini, untuk melihat langsung tempat penyimpanan kopi-kopinya dan bagaimana Kopi Aroma ini melalui kesempurnaan proses hingga akhirnya bisa dibawa pulang oleh pelanggan.

.

Sejarahnya, Koffie Fabriek Aroma ini dulunya dibangun oleh ayah kandung Pak Widya Pratama Tanara bernama Tan Houw Sian. Dulu, sebelum membuka usaha Kopi Aroma ini, Tan Houw Sian sempat bekerja 10 tahun di pabrik kopi milik Belanda.

Interior di Dalam Toko Kopi Aroma

Pak Widya Pratama (Pemilik Kopi Aroma)

Keistimewaan yang melegenda dari Kopi Aroma ini ialah aroma dan cita rasanya kopinya. Menurut saya yang masih awam ini, belum diseduh saja saya dapat mencium aroma kopinya yang sungguh harum coklat yang berpadu dengan rempah-rempah. Benar-benar kopi yang tak dapat terlupakan.

Keistimewaan Kopi Aroma ini tercipta melalui kesempurnaan proses yang juga istimewa. Buah kopinya saat masih di kebun di petik merah. Untuk Mokka Arabika merupakan percampuran dari kopi arabika andalan seperti kopi dari Aceh, Toraja, Jawa, Bali, dan Timor. Untuk Robusta merupakan percampuran dari keistimewaan kopi Robusta Sumatera yang wangi dan kopi Robusta Jawa yang pulen. Begitulah cerita Pak Widya kepada saya mengenai dari tanah mana asal kopinya ditanam.

Simak cerita selanjutnya mengenai Kopi Aroma di Kopi Aroma, Bandung (Bagian 2)

1 komentar: